Rabu, 06 Mei 2020

SMPN 2 Susukan Terapkan Moving Class

Efektivitas dan Inovasi Belajar di Sekolah Pinggiran
SUSUKAN, suaramerdeka.news – Bagi siswa SMPN 2 Susukan, Desa Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, sistem pembelajaran moving class, bukan hal yang baru bagi mereka. Moving class diterapkan semenjak sekolah dipimpin Kepsek Drs Tedy Wibowo MPd. Dengan sistem itu, setiap guru mata pelajaran (mapel) siap mengajar di ruang kelas yang telah ditentukan dan saat pergantian pelajaran, bukan guru yang datang ke kelas, tetapi peserta didik yang datang ke kelas guru. ”Tidak semua sekolah terutama di tingkat SMP menerapkan moving class. Namun bagi SMPN 2 Susukan, banyak keunggulan penerapan sistem pembelajaran itu,” kata Teddy Wibowo, saat memantau pelaksanaan moving class, Kamis (29/8).
Tedy menjelaskan, tujuan moving class membuat perencanaan dan inovasi pembelajaran yang dilaksanakan guru lebih baik. Guru lebih efisien memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran, karena tidak perlu memindahkan dan membawa ke ruangan lain. Lalu meningkatkan efektivitas guru dalam mengajar dan waktu belajar peserta didik. Sistem itu juga meningkatkan kesadaran dan kerja sama antara guru dengan siswa.
Kemudian saat perpindahan siswa menuju kelas, terjalin keakraban antarsiswa. Kemudian terbentuk kedisiplinan siswa, karena harus cepat sebab dibatasi maksimal lima menit. Sembari melakukan perpindahan, siswa menyanyikan lagu perjuangan, sehingga memupuk karakter/kepribadian nasionalis, kemandirian, meningkatkan motivasi belajar, dan menghindari kejenuhan, karena setiap mapel, kelasnya berbeda-beda.
Bergembira
Tedy mengungkapkan, ruang belajar juga tidak hanya memanfaatkan ruang kelas, karena bisa saja pelajaran dilaksanakan di laboratorium atau mushala untuk pelajaran agama Islam. Selain itu setiap rombongan belajar (kelas) memiliki bendera kelas dan yel-yel sendiri, yang juga dinyanyikan saat perpindahan kelas. ”Program ini dilaksanakan dengan gembira, sehingga belajar menjadi menyenangkan.”
Bersamaan dengan program moving class, Tedy melakukan renovasi dan pengembangan SMPN 2 Susukan yang berada di daerah pelosok/pinggiran, yang jauh dari Kota Kabupaten Semarang. Termasuk menjadikan SMPN 2 Susukan sebagai sekolah inklusi, dengan memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus, mendapatkan pelayanan pendidikan seperti anak lainnya. Meskipun belum memiliki guru pembimbing khusus (GPK) untuk anak berkebutuhan khusus, tetapi hal itu dilaksanakan dalam rangka pelayanan pendidikan kepada masyarakat. ”Sekolah inklusi itu dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Termasuk kami berupaya menciptakan suasana sekolah yang nyaman, indah dengan taman-taman, serta lainnya, dalam rangka pelayanan,” jelas Tedy.
Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo Priyatmo menjelaskan, mengakui tidak semua sekolah mampu menerapkan sistem pembelajaran moving class. Padahal banyak manfaat dan keunggulan dari sistem tersebut. Sukaton salut dengan kebijakan penerapan moving class di SMPN 2 Susukan dan berharap agar program itu bisa dicontoh oleh sekolah lainnya. (H2-68)

SMP Negeri 2 Susukan

Admin & Editor

SMP Negeri 2 Susukan adalah sekolah menengah pertama dengan wawasan global

0 komentar:

Posting Komentar